Bercerita pada malam

Malam ini aku menangis di kamar kontrakan ku yang tak lama aku tempati setelah ibuku bilang bahwa aku anak berdosa, tetapi aku masih saja bisa tersenyum karena sahabatku mila bercerita bahwa akhirnya dia merasakan kebahagiaan yang sempat ia cari. Dia salalu tersenyum jika ia menceritakan lelakinya. Aku sangat senang melihat ia tersenyum.

Aku merebahkan badanku di kasur lipatan dan menghadap ke arah tembok, aku menangis lagi. Masih teringat kata-kata yang menyakitkan dari ibuku, aku merindukan dia. Aku tak sanggup ketika mulai mengulang membaca pesan yang dikirim ibuku tadi. Aku sakit.

Aku ingin mengatakan bahwa aku sangat ingin pulang, aku sangat merindukan saat pagi menjelang dan kesibukan mulai tampak dari rumahku. Aku rindu mengantarkan keponakan ku ke taman kanak-kanak setiap pagi disaat mataku masih mengantuk, aku rindu dia saat dia merengek manja ingin membeli minuman es dingin di pagi hari dan aku memarahinya. Aku rindu kamarku yang berwarna pink nan kecil dan aku mulai memutar lagu dari band kesukaanku dengan kencang. Aku rindu memarahi adik ku karena ia selalu memakai baju band kesayangku. AKU RINDU.... tapi aku tak mampu.

Aku yang sakit, aku yang tersesat..
kekasihku memelukku dengan erat, aku merasakan kehangatan.
Hari ini aku dan kekasihku hanya memakan mie instan karena kami kehabisan uang. Tapi aku tetap gembira. Aku selalu bersemangat membangunkan dia yang suka sekali tidur, menggebukan stick drum ke bantal yang ia tiduri sampai membuatnya kesal. Ah, aku sangat menikmati masa-masa ini.

Sahabatku mila akhirnya datang membawakan ku sebungkus rokok dan memberi pinjaman uang, akhirnya kami bisa menghisap rokok setelah seharian hanya terdiam di dalam kamar. Dan malampun dilewatkan
bersama kekasih dan sahabatku di kamar ini.

Aku kini terdiam didepan tulisan yang aku tulis, aku gemetar dan dada mulai sesak, aku mulai ingin menangis, menangis, menangis dan menangis semau ku!

Aku akan menyambut hari esok dengan harapan, aku akan berjalan walaupun dengan kekosongan, aku akan terus mengejar matahari sampai pada lenyapnya. Semangatku masih ada dan tak pernah berhenti untuk aku mewujudkan"nya".


Pelukku untuk ibu.

0 komentar: