i love the way u lie

You ever love somebody so much
You can barely breathe
When you're with them
You meet
And neither one of you
Even know what hit 'em
Got that warm fuzzy feeling
Yeah them chills
Used to get 'em
Now you're getting fucking sick
Of looking at 'em
You swore you've never hit 'em
Never do nothing to hurt 'em
Now you're in each other's face
Spewing venom
And these words
When you spit 'em
You push
Pull each other's hair
Scratch, claw, bit 'em
Throw 'em down

blahblahblahh

ASLINAAAA BLAHBLOHH!

Bercerita pada malam

Malam ini aku menangis di kamar kontrakan ku yang tak lama aku tempati setelah ibuku bilang bahwa aku anak berdosa, tetapi aku masih saja bisa tersenyum karena sahabatku mila bercerita bahwa akhirnya dia merasakan kebahagiaan yang sempat ia cari. Dia salalu tersenyum jika ia menceritakan lelakinya. Aku sangat senang melihat ia tersenyum.

Aku merebahkan badanku di kasur lipatan dan menghadap ke arah tembok, aku menangis lagi. Masih teringat kata-kata yang menyakitkan dari ibuku, aku merindukan dia. Aku tak sanggup ketika mulai mengulang membaca pesan yang dikirim ibuku tadi. Aku sakit.

Aku ingin mengatakan bahwa aku sangat ingin pulang, aku sangat merindukan saat pagi menjelang dan kesibukan mulai tampak dari rumahku. Aku rindu mengantarkan keponakan ku ke taman kanak-kanak setiap pagi disaat mataku masih mengantuk, aku rindu dia saat dia merengek manja ingin membeli minuman es dingin di pagi hari dan aku memarahinya. Aku rindu kamarku yang berwarna pink nan kecil dan aku mulai memutar lagu dari band kesukaanku dengan kencang. Aku rindu memarahi adik ku karena ia selalu memakai baju band kesayangku. AKU RINDU.... tapi aku tak mampu.

Aku yang sakit, aku yang tersesat..
kekasihku memelukku dengan erat, aku merasakan kehangatan.
Hari ini aku dan kekasihku hanya memakan mie instan karena kami kehabisan uang. Tapi aku tetap gembira. Aku selalu bersemangat membangunkan dia yang suka sekali tidur, menggebukan stick drum ke bantal yang ia tiduri sampai membuatnya kesal. Ah, aku sangat menikmati masa-masa ini.

Sahabatku mila akhirnya datang membawakan ku sebungkus rokok dan memberi pinjaman uang, akhirnya kami bisa menghisap rokok setelah seharian hanya terdiam di dalam kamar. Dan malampun dilewatkan
bersama kekasih dan sahabatku di kamar ini.

Aku kini terdiam didepan tulisan yang aku tulis, aku gemetar dan dada mulai sesak, aku mulai ingin menangis, menangis, menangis dan menangis semau ku!

Aku akan menyambut hari esok dengan harapan, aku akan berjalan walaupun dengan kekosongan, aku akan terus mengejar matahari sampai pada lenyapnya. Semangatku masih ada dan tak pernah berhenti untuk aku mewujudkan"nya".


Pelukku untuk ibu.

I know there is no end of relief

I went from so-called comfort
I went to the so-called difficult
I left what is called happiness
but I know that happiness will come when we decide the choice
welcome to life.
welcome to the battle.

moment disaat gak punya cita-cita

Belakangan ini apa yang seharusnya sy syukurin mulai membuat saya mau muntah
dan tak ingin sekali2nya lagi sy mensyukurinya. 1 Minggu yang lalu sy mendapatkan pekerjaan seperti apa yang diharapkan ibu saya. Awalnya pun sy semangat untuk pergi bekerja dan memimpikan di awal bulan sy mempunyai beberapa lembar uang dari hasil keringatku sendiri yang akan di berikan kepada ibu.
Ah, baru saja beberapa hari bekerja saya sudah banyak mengeluh, dunia "kerja" bener2 ga cocok buat sy.
bekerja 8jam sehari tanpa ada jam istirahat membuat sy berpikir lebih memilih minum2 dan nongkrong di taman biasa yang sering sy datangi hampir setiap hari.
Akhirnya, sy memilih resign dan kembali membuat orang tua sy kecewa.

Sy pun memilih untuk tidak melakukan apa2, kembali pada hari2 biasa sy. Mau apa lagi emang?
Sy udah ga dapat mood buat ngejar apa yang sy cita2in..
Bisa maen drum? kekeuh2 kalo suatu saat harus punya band dimana sy adalah drumernya?
ya... sy cuma mampu beberapa kali belajar drum dan akhirnya berhenti karena masalah finansial, sial memang.
Band2an lagi? udah lupa maen rif gitar, bahkan sy udah lupa maenin lagu band sendiri apalagi skill yang cuma2 begitu2 aja dan ga pernah bisa lebih. Sekalinya dapet mood pasti tetap ga bisa jalan karena temen2 seband sibuk dengan urusan masing2.

Udah lah, jalanin hidup kaya biasa aja lagi. Ga pantes kayanya sy punya cita2 dalam kondisi sy yang kaya gini.
Yang ada malah bikin ribet.

Maaf ma, anak mu kini jadi pengangguran lagi.

Blog tak berjudul

Saya memutuskan menyalakan 1 batang rokok lagi sebelum saya pergi tidur pada jam setengah 2 pagi dini hari ini. Ah, saya terlalu bosan untuk tidur, pikir saya lebih baik saya membaca buku yang saya di beri oleh salah satu sahabat saya.
Halaman demi halaman pun saya buka, ah saya kembali berubah pikiran untuk menunda acara baca-baca saya besok saja sebelum pergi tidur siang.

Rokok saya tinggal sisa beberapa batang, masih cukup menemani saya sampai sahur yang tinggal beberapa jam lagi. Yang akhirnya membuat saya bosan kembali dan akhirnya mendorong saya untuk pergi menulis beberapa cerita yang membosankan lagi. Ah, tapi saya suka menulis hal-hal yang membosankan, hidup saya kan emang ngebosenin. selamat menikmati tulisan yang entah kemana arahnya, saya mengikuti kemana jari dan otak saya bisa berjalan bersamaan. Saya biarkan mereka bejalan-jalan bergembira melakukan apa yang mereka mau :)

Hari-hari saya berjalan seperti biasanya yang sangat biasa-biasa saja. Setelah beberapa minggu ini kembali berada di dalam kamar yang mulai membuat saya gerah. Ya, saya kehilangan suasana kamar saya yang ciptakan sendiri dan sekarang tergantikan dengan suasana warna pink yang sangat rapi. Semua letak barang-barang saya sudah pada tak tempatnya lagi. Ibu saya marah ketika saya jarang tak ada di rumah, di tambah tato yang bertambah di lengan saya di ketahui ibu. Semakin menjadi saja dia. Ketika pertama kali saya pulang, saya mendapati kamar saya sudah tertata rapi dan bahkan sangat rapi. Saya suka kerapihan, dan saya tidak ada masalah dengan warna pink. Saya hanya merasa aneh, entah kenapa. Sampai akhirnya saya sadar, semua poster kesayangan saya lenyap. Hanya ada 1 poster yang tetap menempel disana, saya baru sadar warna poster itu hampir sama dengan warna cat kamar saya sekarang. Poster HOMICIDE kok masih nempel? Ah, ada sebuah tulisan di poster itu yang di buat ibu saya bertuliskan "SUDAHKAH ANDA SHOLAT?" di atas font Homicide dan tulisan "SEBELUM TIDUR DO'A DULU!" dibawah font Homicide. Oh, ada tulisan arab ayat kursi dan kalender islam juga yang menggantikan semua poster saya, ya ampun serasa jadi setan aja nih saya huhuhu...

Semakin lama berada dirumah saya merasa penat, akhirnya saya pergi beberapa hari untuk tinggal di kontrakan pacar saya. Saya hanya sesekali memberi kabar pada ibu, saya hanya malas beradu pendapat di sms atau di telepon. Saya hanya sedang malas mendengar ocehan ibu jika saya berada dirumah, yang selalu berujung dengan hal yang sama sejak saya berhenti kerja 1 tahun yang lalu. Ibu ingin melihat saya menikah atau mendapatkan pekerjaan lagi..


Andaikan ibu tau kalau saya sudah berusaha mencari pekerjaan tapi saya tak kunjung dapat, andaikan ibu tau kalau saya pun ingin sekali menikah tapi nanti, di saat saya sudah menemukan "nya" dan di saat saya sudah mampu mendapatkan "dia" yang mampu menerima saya apa adanya, ah klise memang bu. Tapi percayalah, saya juga ingin membahagiakan ibu satu saat nanti :(

Saya kembali kerumah beberapa waktu setelah saya merasa rindu pada ibu, sayangnya kerinduan saya malah berbalas tamparan di pipi kiri saya. Sial memang, ayah saya sedang berada dirumah dan ibu sudah tertidur ketika saya pulang. Lagi-lagi saya memang sudah merindukan tamparan ini lagi dan saya merindukan bertengkar dengan ayah saya.
...


Bersambung...

arghhhhhhhhhhh

sebenernya saya udah lama tulis-tulis buat blog saya yang baru.
baru aja tadi saya cek kembali komputer saya, eh udah pada ngga ada.. Pas saya mau rapihin folder di pc saya, pc nya ngehank.. ah!! folder semua tulisan saya jadi ilangggg.

Arghhhhh itu saya udah nabung lama banget buat nulis :(

saya keburu males buat nulis dari awal. Udah lupa juga.
Ah, biarin aja dilewat. Saya ganti nanti dengan tulisan baru lagi.
Meskipun bakal lama juga nulisnya, karena saya moody-an kalo lagi nulis.


sampai jumpa kembali!

Langit, bumi dan angin...

Langit biru kembali datang dan angin itu menyejukan lagi
Ku ambil hirupan udara yang kembali bisa masuk
Ah, ini memang yang hilang
Ini memang yang aku inginkan...

Langit telah menghampiri bumi
Ketika udara malam mulai bertebaran
Ku rasakan gelisah dalam hati tak menentu
Akankah sang langit tetap akan menjaga sang bumi??

Bumi kembali menangis
Dan langit tetap megah terasa
Sayup-sayup suara angin kembali datang merintih
Mengapa semuanya kembali terasing?
Kembali pada dinginnya udara menusuk kalbu


Langit, bumi dan angin...
Langit, bumi dan angin...
Langit, bumi dan angin...

Langit atau angin??
Akulah sang bumi...

Jangan panggil saya Anti Sosial

Berteman ataupun mengenal seseorang atau sebuah kumpulan terkadang bisa menjadikan kita merasa nyaman, merasa risih atau hanya sekedar ingin menikmati kondisi yang masih baru itu dan hanya terdiam berada disekitarnya.

Saya hanya terkadang ngga ngerti dan ngga tahu apa yang sedang orang-orang bicarakan ketika saya mulai masuk kedalam lingkungan orang-orang yang masih asing di hadapan mata saya.
Sebagai orang yang masih baru dalam hal berteman dengan orang-orang yang masih asing itu saya terkadang lebih banyak diam dari pada ikut-ikutan ngobrol padahal saya sendiri ngga tahu apa yang sedang di obrolin.

Ngga mungkin juga, disaat orang-orang asik mendiskusikan sesuatu yang terdengar sangat mengasyikan saya tiba-tiba bersuara dengan ke sotoy-an saya. Yah, saya selalu mengkondisikan kesadaran diri saya dalam kondisi apapun. Mendengarkan kadang lebih asik dibandingkan saya ikut-ikutan nimbrung.

Berteman itu cocok-cocokan. Ya, itu menurut saya. Kita kadang ngga punya alasan ketika kita emang ngga mood ikut ngobrol dalam kondisi tertentu. Ya, itu tadi. Saya memilih mendengarkan. Mendengarkan satu obrolan yang memang saya ngga ngerti dan mulai menyimpan semua obrolan itu tadi agar tersimpan di memori otak saya, agar saya menjadi tahu dan saya menjadi seorang yang bisa ikut mengobrol di lain waktu.

Jangan memposisikan saya sebagai anti sosial. Saya ngga terlalu mau mikirin ansos apa ngga, yang saya tahu saya memang pribadi yang mulai ingin berkembang dengan cara pandang saya sendiri.

Jikapun ada yang keberatan dengan keberadaan saya yang hanya cuma bisa diam, saya akan dengan senang hati pergi dari tempat yang ngga bisa ngasih pengetahuan tambahan dalam hidup saya.
Saya akan pergi dengan hati lapang meninggalkan jejak langkah saya dari tempat yang ngga bisa ngasih pengalaman yang benar-benar bisa membuat saya merasakan adventure dalam kesendirian saya untuk menuju langkah berikutnya yang bisa menjadikan saya seperti pribadi yang sama dengan kalian yang sangat pandai berkomunikasi.

Saya memang sangat mempunyai kendala dalam hal berkomunikasi jika saya merasa masih merasa asing dalam kondisi tertentu. Biarkan saya tetap seperti itu, biarkan saya tetap mencari apa yang bisa membuat saya nyaman.

Dan saya sangat berterimakasih kepada semua teman yang mau memberi saya peluang untuk melihat, mendengarkan dan melakukan semua hal yang jauh dari kata "aktif" dan masih mau memberi saya penglihatan yang menggagumkan dibalik cara kalian berbicara, memandang dan bersentuhan dengan saya.

Itu melebihi rasa syukur saya karena masih ada orang-orang yang tidak terlalu disibukan dengan hal yang bersentuhan dengan apa yang dinamakan "Kesan".

senangnya...

Ini baru 2 minggu. Belum sampe ke tahap dimana saya berdebar-debar nunggu operasi yang kemarin-kemarin sempet di rencanain. Vonis dokter tentang KET dan kista di perut saya menjadikan saya menjadi seorang pathetic human.
Always whining, desperate semakin menjadikan saya menjadi makhluk yang hidup dalam ketakutan, useless, and not deserve for anybody. Itu sebenarnya ngga ngebantu apa-apa. Malah bikin saya tambah gak jelas, depress, kadar sensitif dan cengeng saya jadi tambah ninggi.

Beberapa hari yang lalu saya kembali mendatangi dokter dimana saya selalu cek up tentang kondisi terbaru dari badan saya.
Setelah 2 malam sebelumnya saya ngalamin sakit dan bener-bener sakit dalam arti sakit sebenarnya. Udah nyerah deh intinya.
Saya udah siap dengan apapun yang bakal saya jalanin di depan, operasi, pemulihan, kalaupun saya harus kehilangan tuba sebelah kanan saya. Masa depan belum tertulis kok.

Hari itu saya masuk ke ruangan dokter, disambut dengan tanya jawab tentang kabar dari kondisi badan saya. Saya menceritakan tentang malam yang 'sakit'. "Ya, akhirnya datang juga hari itu." Sahut dokter kepada saya. Saya hanya diam mendengarkan dokter bercerita. Sampai akhirnya dokter mengajak saya untuk berbaring untuk mengecek perkembangan badan saya.

Saya terbaring, menatap monitor dimana itu adalah gambaran isi dari perut saya.
Seorang asisten dokter membantu mempersiapkan cek up. Saya masih melihat monitor itu.
Pemeriksaan berlangsung, beberapa menit saya dan dokter terdiam. Sampai pada akhirnya dokter mengajukan satu pertanyaan kepada saya. "Kamu pernah minum obat ngga?" Tanya dokter, "obat apaan dok? saya ngga pernah minum obat apa-apa kok" jawab saya. "Ko aneh ya, diperut kamu sekarang ngga ada apa-apanya tuh." dokter kembali bicara. Sejenak saya perhatikan monitor itu, emang ngga ada apa-apa. Aneh. Cek up 2 minggu yang lalu hari dimana bikin saya lemes, ngga bersemangat tiba-tiba berubah pada hari ini. Saya tetap memandangi setiap detail dari monitor itu. Dokter kembali bicara " Sebentar, saya masih heran ini ada apa. Ko bisa ya kamu jadi baik-baik aja. Ya udah deh cek up nya kita beresin disini aja. Yuk, kita ngobrol di ruangan depan aja".

Saya duduk berhadapan dengan dokter, disuguhi beberapa gambar bagian alat reproduksi wanita yang tersimpan rapi diatas meja di tutupi lapisan kaca.
Obrolan pun dimulai, "Jadi gini, hasil yang saya liat tadi jujur buat saya bingung. Saya masih bertanya-tanya. Apa sakit yang terjadi 2 hari yang lalu itu ngeluarin darah atau ngga? Karena yang saya tahu dari beberapa pengalaman yang udah terjadi sakit kamu itu bisa saja adalah pendarahan di dalam. Dan itu pasti berbahaya sama kamu. Tadi pas di cek emang kaya seperti ada gumpalan di bagian perut bawah kamu. Tapi saya belum yakin itu apa. Dan kista nya pun tadi udah hilang, ngga terdekteksi lagi." Jelas dokter. Saya hanya diam mendengarkan sambil tetep memandangi gambar yang ada di atas meja.
"Gini aja, dari pada semuanya serba membingungkan, lebih baik kamu saya rujuk kamu ke rumah sakit Hasan Sadikin. Ini saya lampirkan surat buat dokter yang tugas disana." keluh dokter lagi.

Keesokan harinya saya ditemani mantan pacar saya dan keponakan saya pergi ke RS.Hasan Sadikin sekitar pukul 09.00 pagi. Beberapa teman dekat mengirimi saya pesan singkat di sms untuk mengetahui saya sudah pergi ke RS atau belum. Saya memberitahu mereka kalo saya sudah sampai di RS dan mereka pun mengaharapkan sesuatu yang baik akan terjadi.
Tibalah saya di tempat dimana dokter Dodi mengajukan saya ke RS itu. Saya mulai mendaftarkan diri sebagai pasien yang sakit dan memberi lampiran surat dari dokter Dodi. Nama saya pun di panggil " Nyonya Hera!" Sahut seorang perempuan umur berkisaran diatas 40 tahunan keatas. Ya, nyonya. Saya disarankan memakai awalan nama itu oleh dokter Dodi agar semua proses pemeriksaan menjadi lebih mudah jika dilihat dari kondisi kesehatan yang saya alami. Prosesnya akan lebih sulit kalo dokter dan para konco-konconya di RS mengetahui jika saya masih berstatus Nona. Ya, ngga apa-apalah.. Toh image doang ini.

Saya mulai memasuki ruangan di balik pintu itu, ruangan yang tadinya terlihat sangat sibuk dengan segala aktifitas itu. Meninggalkan keponakan saya yang berumur 4 tahun bersama mantan pacar saya di lorong rumah sakit dekat ruangan dimana saya akan diperiksa. Sambil berbicara layaknya seorang ibu meminta anaknya tidak rewel, karena saya akan pergi beberapa jam. Keponakan saya cuma tersenyum dan mengiyakan permintaan saya :)

Saya disambut oleh seorang dokter perempuan dewasa yang sangat manis, ramah, tapi selalu sibuk dengan cell phone Blackberry-nya. Dia mengajak bersalaman dan membawa saya mengikuti dia ke ruangan yang paling pojok. Dia meminta saya untuk berbaring kembali. Surat yang ditujukan dokter Dodi itu mulai ia baca dengan sangat serius. "Ok bu, sekarang buka celananya ya. Saya akan mengecek ibu seperti halnya kemarin ibu di cek oleh dokter Dodi." Sahut dokter yang manis itu. Saya pun mulai menurunkan celana saya, dokter pun mulai bekerja. Monitornya lebih besar dan ada di tepat di depan agak atas dari tempat saya berbaring.

Beberapa pertanyaan yang sama yang sering ditanyakan oleh dokter sebelumnya pun menyerang saya. Sampai pada dokter manis itu terdiam dan hanya memandang sepucuk surat dari dokter Dodi. Lalu dia bangkit dari tempat duduknya setelah selesai melakukan pemeriksaan dasar yang sama dengan pemeriksaan sebelumnya.

"Tunggu sebentar disini ya bu." Dokter manis itu meminta saya untuk menunggu di tempat pembaringan. Beberapa menit kemudian saya mendengar dokter itu memanggil-manggil para dokter untuk segera bergabung keruangan dimana saya terbaring.
Satu, dua, tiga, empat, lima! "Hah, ngapain 5 dokter ini berhamburan masuk keruangan ini?" Tanya saya dalam hati.
Satu persatu dari dokter lagi lagi mengajukan pertanyaan yang sama dan selalu terulang beberapa kali sampai membuat saya bingung apa sih yang terjadi dalam tubuh saya?!

Rasa gelisah dan takut mulai datang ketika para dokter itu sibuk berbicara dengan bahasa kedokteran yang sama sekali saya tidak mengerti. "Saya takutnya dia punya ovarium bla..bla..bla" Ucap salah satu orang dari ke 5 dokter itu.
"Ah, tapi ngga ada ciri-cirinya kok dia mengidap ovarium bla..bla..bla.. itu dok."
"Coba kita lakuin test bla..bla..bla.. vagina saja biar lebih detail, dan kita pasti bakal tau apa yang terjadi sama ibu ini." Mereka tetap sibuk dengan obrolannya.

"Bu, bisa ibu pergi ke kamar kecil untuk mengganti celana ibu dengan sarung yang sudah kita sediakan? Kita akan melakukan bla..bla..bla.. vagina agar kita semua tau apa yang terjadi sama ibu" Pinta dokter manis itu kembali.
"Ok" jawab saya.

Saya pun kembali berbaring ditempat semula dengan mengenakan sarung ala kedokteran itu. Wow, jumlah dokter kini bertambah menjadi 9. Dan itu beberapa diantaranya adalah asisten dokter. Saya kembali menghela nafas. Menerka-nerka sambil meneteskan beberapa air mata. Rasanya saya seperti orang sekarat aja pake 9 dokter.

Proses bla..bla..bla vagina itu berlangsung. Prosesnya kurang lebih adalah semacam sebuah alat kedokteran yang dimasukan melalui lubang vagina yang sebelumnya diberi cairan seperti gel dan sebuah kondom yang di ujungnya ada sebuah kamera yang akan melihat semua isi di bagian perut saya.

"Aw!, sakit dok. pelan-pelan bisa ga?" Keluh saya.
"Tenang mbak, sakitnya cuma pas dimasukin doang kok." Jawab seorang dokter muda nan tampan yang diberi tugas untuk menenangkan saya sambil mengelus-mengelus dan memijit bagian tangan kiri saya bermaksud merelaksasikan semua pikiran tegang di otak saya.
"Lah, dokter ini ngapain mijitin saya? pake ngelus-ngelus segala. Saya orang yang kaya mau ngelahirin aja deh.."
Pertanyaan saya ini hanya mendapat jawaban tertawaan dari pada dokter. huhu...

Pemeriksaannya itu kurang lebih berlangsung sekitar 1 jam 30 menit. Arghhh... bayangin selama waktu itu ada sebuah alat yang terus-terusan berliaran di dalam perut saya. Saya hanya memandangi monitor itu lagi. Sebuah percakapan ala dokter kembali terjadi.

"Ini uterusnya kan?, Nah yang di bawah ini apa?"
"Coba naik keatas, liat ovarium sebelah kanannya.."
...
"Loh, ini apa? bla..bla..bla.. kayanya ada semacam luka dibagian ovarium kanannya."
"Coba turun kebawah lagi dok."
"Stop! ambil gambar di bagian itu. Sepertinya ada yang ngga lazim disini"
...
Ngga lazim? Duh, dokter kiraada anak setan apa dalam perut saya, atau kaya ada semacam paku dan silet dalam perut saya karena santet! Keluh saya dalam hati. Obrolan itu semakin membuat saya banyak omong dan mengajukan beberapa pertanyaan yang hanya dijawab selalu dengan kalimat "Sabar ya bu, kita akan memberitahu ibu jika pemeriksaan sudah selesai dan hasilnya sudah keluar" Fukkkkkkkkkkkkkk!

Menit ke menit sudah berjalan. Bagian bawah perut saya kembali sakit. Saya mengeluh. sementaraalat itu masih saja ada di dalam perut saya. Saya menangis karena sakit itu. Para dokter sepakat untuk mengakhiri pemeriksaan yang membuat saya mual itu.

"Ok, sekarang ibu boleh ganti celana lagi."
Saya pun terbangun dengan rasa sakit ngilu dibagian bawah perut saya. Dokter muda nan tampan menemani saya hingga ke depan pintu kamar kecil.

Saya kembali ke ruangan dimana saya berbaring tadi. Dan seorang dokter meminta menyelesaikan administrasi dan kembali keruangan itu untuk mengambil hasil pemeriksaan.

Huh.. leganya...
Saya keluar dari ruangan itu mendapati keponakan saya sedang bermain diatas ubin lorong-lorong Rumah Sakit. Dia tersenyum dan menanyakan kemana saya akan pergi lagi? Saya lalu mengajak bocah tampan itu untuk menemani saya menuju ruang administrasi.

Saya duduk di depan tempat pendatfaran dan memberikan bon pembayaran. Sebuah amplop sampai pada tangan saya.
Para dokter pun ngga menjelaskan apa yang terjadi. Saya hanya di minta memberikan amplop itu kepada dokter Dodi.
...

Saya kembali pulang kerumah. Di lorong RS itu saya membuka amplop. Mantan pacar saya bergabung untuk melihat hasil pemeriksaan itu. Disana tertera: KESIMPULAN : PENEBALAN ENDOMETRIUM.
Halah apa itu? Saya cuma bingung karena prediksi awal yang dokter Dodi katakan sama sekali tidak ada pada semua tulisan disini.
..

Keesokan harinya saya pergi menemui dokter Dodi bersama laki-laki yang belakangan ini dekat dengan saya. Hampir setiap hari saya ditemani olehnya. Dia salah satu orang yang tau tentang kondisi saya selain teman-teman terdekat saya dan pastinya mantan pacar saya.

Dia dan saya tiba di pelataran parkir, menunggu beberapa menit kedatangan dari mantan pacar saya. Wajah kantuk itu setia menemani saya yang sedang duduk gelisah.
Sebuah motor datang dan memarkirkannya tepat di hadapan saya dan dia duduk.
"Eh, tuh Deden dateng. Kamu mau tunggu disini apa mau ikut kita masuk?" Tanya saya kepada wajah yang mengantuk itu.
"Saya tunggu kamu disini aja. Gih sana kamu masuk." Pintanya kembali.
Saya dan mantan pacar saya memasuki ruangan dokter Dodi. Amplop itu saya pegang erat di telapak tangan saya.

"Hai apa kabar kamu?, sepertinya wajah kamu cerah dan kamu nampak sangat sehat ya." Sapa dokter Dodi.
"Kabar saya baik dok. Jadi ini hasil pemeriksaan kemarin di Hasan Sadikin." Saya menjawab dan lalu menyerahkan amplop itu tanpa banyak basa basi.
..

"wah, hasil yang mengejutkan! See? Kamu sekarang baik-baik saja. Ngga ada yang perlu dicemaskan lagi."
"Ngga ada yang perlu dicemaskan lagi gimana dok? Jadi apa kata hasil pemeriksaan itu? Dan kemana semua penyakit saya, ketidaknormalan tubuh saya?" Keluh saya.
..

"Jadi gini, kadang saking bagusnya kondisi badan kamu, semua penyakit atau semua apapun yang berada di tubuh kamu itu bisa diserap oleh tubuh kamu sendiri sampe ngga berbekas. Anggaplah semua ini keajaiban. Prediksi awal saya setelah kamu mengalami rasa sakit itu memang mendekati kebenaran. Ya itu. Tubuh kamu sangat bagus sehingga semua yang ada di perut kamu itu bisa diserap kembali oleh tubuh kamu dan tidak meninggalkan satu titik penyakitpun. Tapi kamu harus tetap jaga kondisi kamu. Kejadian ini bisa aja terulang lagi di masa yang akan datang. Dan kamu memang harus mulai berhati-hati dengan apa yang kamu makan. Beberapa makanan itu bisa merangsang semua penyakit dalam tubuh kita." Dokter menjelaskan.

"Jadi apa saya harus minum obat dengan hasil pemeriksaan ini? Atau saya harus kaya gimana dok"? Tanya saya kembali.
"Minum obat untuk apa? Kamu itu udah sehat ko. Memang benar pemeriksaan ini mendapatkan satu hasil. Cuma hasil ini masih dalam tahap wajar ko sebagai perempuan. Saya takutnya kalo kamu diberi obat perut kamu akan semakin bingung nantinya. Jadi ngapain kamu masih duduk disini? Ayo cepet pulang dan bersyukurlah bahwa kamu akhirnya baik-baik saja" Pinta dokter. Segera saya meninggalkan ruangan itu berharap saya tidak akan menginjakan kaki diruangan itu kembali dan saya mulai bisa hidup seperti normal lagi.

Ah, saya kelewat senang sehingga saya lupa mengucapkan selamat tinggal kepada dokter Dodi dan saya segera berlalu dari ruangan pengap yang penuh bau obat-obatan itu.
Saya dan mantan pacar saya berpelukan tepat di pintu keluar salah satu apotik besar itu. Saya mengucapkan terimakasih, dan saling bersyukur atas keajaiban ini. "Tolong beritahu saya jika kamu kenapa-kenapa lagi ya. Dan beritahu saya jika kamu sudah kembali mendapatkan menstruasi lagi. Saya ingin tau perkembangan kondisi kamu." Keluh kesah mantan pacar saya. "Ok den, saya pasti ngabarin kalo saya kenapa-kenapa lagi. Jaga diri juga ya! Thanks." Kita berdua berpisah disitu. Dan saya kembali ke pada sosok laki-laki yang setia menunggu saya.

Saya menghampirinya dengan tersenyum. Dia berdiri berada tak jauh dari motornya yang di parkir.
"Jadi gimana hasilnya? Kamu senyum-senyum mulu deh" Mulut cerewet itu kembali bersuara.
"Saya ngga kenapa-kenapa. Saya baik-baik aja jat!" jawab saya dan secara tak sadarpun kita berpelukan di pelataran parkir.
"Argh.. bener kan kata saya. Sholat tahajud saya berarti berguna. hahaha.. Kali ini Tuhan ngedengerin do'a saya. Yes! Tapi masih ada 1 do'a saya yang belu kejawab.." Dia mulai menghentikan mulut cerewetnya.
"Do'a apaan lagi emang ceweret?"
"Ada lah..." Jawabnya singkat.

Kita berdua pergi ke taman dimana saya selalu menghabiskan waktu saya. Saya mulai memberi kabar kepada orang-orang terdekat tentang semua hasil pemeriksaan.

Hari itu penuh senyuman. Penuh gairah akan sebuah kebahagiaan. Terimakasih rembulan malam yang cerah. Terimakasih para dedaunan hijau. Terimakasih angin yang sejuk. Dan duniapun mulai kembali tersenyum..

Punk masa kini adalah sebuah gengsi

"Eh, band lu mau maen nggak di bandung? Kolektifan." Tanya saya kepada seorang teman yang berdomisili di salah satu kota melalui sms. Temen saya bertanya "Acara apaan? Tempatnya dimana?", "Acara benefit dari tempat gw nongkrong buat bayar sisa uang dari acara sebelumnya yang nombok. Tempatnya di Studio jawara." Jelas saya.
"Oh, di studio gitu ya? Bikin gigs tuh di villa dong kali-kali, atau kalau ngga di cafe aja biar enak gitu maennya. Jangan studio mulu, masa ia dateng jauh-jauh cuma buat maen di studio. Kolektifan pula." Jawab teman saya.

Setelah jawaban sms terakhir saya ngga lagi ngelanjutin sms itu. That's enough to say!

Saya jadi inget pas gigsnya PISSCHRIST & BLOCKSHOT beberapa bulan yang lalu, rundown acara udah fix dan semua band yang berkontribusi di gigs itu udah pada tau jam berapa dan keberapa mereka maen. Hari H tiba, saya dan beberapa teman emang udah pada standby di venue dari awal sebelum gigs di mulai. Karena kebetulan saya dan temen-temen band saya itu jadi panitia juga.

Jam pertama yang harusnya band pertama maen juga ternyata kosong, entah pada kemana. Orang-orang yang di band itu juga ngga keliatan batang hidungnya. Sampe panitia dari anak-anak BALKOT TERROR PROJECT pun udah pada gelisah. Karena waktunya udah lumayan molor. Panitia sepakat lewatin band pertama dan ngemajuin band kedua buat maen awal.
Again, another reason. "Drumernya belum datang, paling bentar lagi lah". Padahal drumernya lagi duduk-duduk sebelahan sama saya sambil cengar-cengir.

Kejadiannya berulang-ulang sampe ke band ke 4, ngga ada yang mau maen duluan. WTF!
Kebetulan band saya maen di urutan ke 5. "Kita aja yuk yang maen, persetan lah sama band-band kaya gitu. Ngga pernah hargain kerja keras orang-orang yang udah pada ngabisin tenaga dan waktu buat bikin gigs ini." Keluh saya ke temen seband saya yang lagi sibuk juga diem di pintu masuk buat cek-in tiket.

Finally, gigs pun dimulai setelah KROIA maen awal. Dan semua audience pun mulai masuk ke venue, setelah waktu yang molor abis gara-gara sikap yang ngga mau tanggung jawab buat bikin gigs ini jadi lancar. Kebetulan PISSCHRIST & BLOCKSHOTnya udah pada dateng dari tadi jadi mereka udah sedikit lega kali akhirnya gigsnya dimulai juga.
Setelah KROIA maen, baru deh band-band lain pada ngacung minta pada maen karena venue udah mulai rame. Pathetic!

Tadi malem saya dateng ke salah satu gigs, teman yang dulu pernah saya tawarin buat maen di studio itu ternyata maen juga. Sedihnya saya, ngeliat dia terlihat bangga akhirnya bisa maen di Bandung, di cafe seperti apa yang dia pernah bilang ke saya.


Melihat masa-masa kebelakang, dimana para punk ngga pernah mengeluh untuk sesuatu yang seharusnya emang ngga patut untuk di keluh kesahkan. Ini PUNK bung!
Bukan gigs yang mengeruk profit sampe mengejar angka nol yang semakin banyak. Bukan tempatnya seorang rockstar dimana dia ingin main disaat audience sudah ramai. Dan bukan tempat dimana kamu harus kompromi akan jadwal manggung yang sudah fix, jika bukan karena satu hal yang memang benar mendesak dan dibicarakan telebih dahulu.

komunikasi itu penting bukan :)

KROIA EP

Mid-tempo-dark and crust jadi sesuatu yang bisa kalian dapetin disini.
Ngga ada rilisan resmi dari EP ini, kita sengaja mempublishkan secara free download buat siapapun yang tertarik. So enjoy your ear darl :)


Track:

1. Keadaan
2. Figurehead
3. Nature of
4. Mereka





DOWNLOAD

i'm actually tired

Malam hari kemarin saya terbangun dengan tiba-tiba mendapati tubuh saya sesak, menggigil,  nafas ngos-ngosan, sakit perut dan sakit kepala yang teramat sangat. Merasa setiap hari saya merasakan gempa.

Hari ini ketika saya ingin beranjak tidur siang, rasa sakit yang sama kembali datang. Saya terbangun kembali dan urung untuk pergi tidur. Saya duduk terpaku di ujung tempat tidur. Terdiam untuk beberapa saat. Saya mulai mematikan telepon genggam saya. Sedikit menikmati apa yang dirasakan oleh tubuh saya.

Dan pada akhirnya saya ingin mengeluh! Tapi pada siapa?
Mengeluh kepada seseorang yang dekat dengan saya? yang setiap harinya saya berikan beban rasa sakit ini? yang selalu membuat saya tak berguna karena saya hanya bisa mengeluh.
Mengeluh kepada Orang Tua saya? Yang merekapun sama sekali tak tau menau tentang kondisi saya. Dan jikapun saya beritau mungkin saya nggak sanggup untuk berbicara pada saat ini.
Mengeluh kepada mantan pacar saya? Yang memang karena dia salah satu orang yang terlibat dengan kondisi saya? Yang lebih mentingin ngurusin facebook dan curhat seperti layaknya jejaring sosial itu bagaikan Tuhan yang selalu mengerti kondisi dia? Tapi saya udah ngga mau bikin tambah ribet. Ngga mau lagi adu omongan dan akhirnya saya yang harus ngalah lagi.
Mengeluh kepada teman baik saya? Yang mungkin dia udah bosan selalu mendengar keluh kesah saya seumur hidup dia.

Saya mengeluh pada diri saya sendiri.
Saya mengeluh kenapa saya harus kaya gini.
Saya mengeluh kenapa saya harus Sakit.
Saya mengeluh kenapa saya nggak bisa kuat ngadepin ini.
Saya mengeluh kenapa saya mesti nangis ngga jelas disaat saya mengeluh.
Saya mengeluh kenapa saya mesti harus mengeluh!


Saya CAPEK!

Pesan

"Sayang, kamu yang kuat ya. Maaf setiap kamu sakit saya ngga ada di deket kamu. Semuanya bakal lebih baik lagi kalau kamu udah kita obatin dan pulih lagi.."

Dia mengirimkan pesan pagi ini.
Setelah pagi buta tadi saya mengirimkan pesan mengeluh karena sakit itu kembali datang.
i miss you already!

Paitpait

Hari yang sangat memilukan. 2 minggu bersamanya sangat begitu melekatkan saya pada hasrat yang tak bisa di gambarkan. Perjalanan 1 minggu dari Bandung, Yogyakarta sampai Dieng tak bisa begitu saja hilang dalam memori saya.

Satu minggu setelah perjalanan dari Dieng saya bertemu lagi dengannya. Sungguh sangat membekas. Hanya diam, saling melempar senyum seperti orang asing yang baru saja kopi darat. saya mengiyakannya. Memang kopi darat. Jauh di dibalik kiasan itu tersimpan memori yang lebih indah dari kata yang tak bisa saya tulis.

3 hari setelah pertama kali saya bertemu dengannya lagi dia menemani saya membuat tato pertama di tangan kanan saya. Dan hari itu pula saya memutuskan mundur dari sebuah ikatan relationship bersama pacar saya. Ya, 4 bulan saja sudah cukup untuk saya mundur dari relationship yang tidak sehat. Rasa bersalah, takut dan selalu mengalah demi membuatnya senang rasanya sudah tak bisa dibendung untuk segera keluar dari hubungan yang bisa saya sebut palsu.

Hari itu setelah tato selesai saya dan dia berjalan kaki menuju sebuah taman. Beberapa teman sudah menunggu kehadiran kita khususnya dia. Telepon genggam saya selalu berbunyi. Saya tengok itu adalah mantan pacar saya yang meminta waktu hanya sebentar untuk menemui saya. Ah, lelah rasanya saya beradu argumen tentang apa yang saya inginkan. Dan dia pun tak akan pernah mengerti. Akhirnya saya mengalah kembali hanya untuk membuat dia senang. Ini untuk terakhir kali.

Dia yang sedang asik berbincang bersama temannya sesekali menengok ke arah saya. Wajah itu... selalu membuat saya tak berdaya. Dia menghampiri, menanyakan apa saya baik-baik saja? Saya menjawab tidak. Dan dia pun mulai memahami apa yang terjadi. Ya, persoalan dengan mantan pacar saya tidak pernah berhenti mengganggu ketenangan saya.

1 jam berselang saya bertemu dengan mantan pacar saya. Seperti biasa, saya selalu diam dan mendengarkan celotehan dia yang selalu memberikan saya hanya sedikit waktu untuk setidaknya membela diri. Nada tinggi mulai memecahkan suasana, saya tertunduk. "Saya hanya ingin kita pergi ke dokter untuk mengetahui kondisi kamu!", saya mengangguk. Tangan saya ditarik begitu keras lalu saya melepaskannya, terlalu sering sikap reaksioner itu membuat saya 'sakit'.

Dia yang masih berbincang bersama teman terlihat sangat santai. Saya kembali ke tempat dimana dia dan beberapa teman berada untuk mengambil jaket dan saya pamit pergi untuk beberapa jam. Saya tak sempat menengok wajahnya. Terlalu banyak emosi dalam otak saya sehingga saya tak berani memandang wajahnya.

"Kamu harus segera di operasi, itu jalan satu-satunnya yang bisa menyelamatkan hidup kamu. Tak ada satu obat pun yang bisa memberi reaksi positif untuk kamu." Dokter seakan tak mau saya lama-lama menunda operasi saya. Semakin lama jika dibiarkan kondisi badan saya akan semakin tidak baik. Air mata menetes, semakin menetes sampai akhirnya saya menangis. Mantan pacar saya hanya melihat saya menangis dan memegang tangan saya yang terbujur lemas. Saya melepaskan pegangan itu. Tak membantu apapun.

Saya kembali teringat pada wajah yang membuat saya tak berdaya, dan muncul wajah sosok ibu saya. Saya semakin menjadi. Sialnya ini terjadi ketika saya mulai mengagumi sosok dia. Bukan mantan pacar saya. Waktu terasa berhenti dan meninggalkan saya dalam keheningan.

I'm desperate!!

Waktu terus berjalan. Dia masih ada menemani hari-hari saya sebelum dia kembali bekerja ke kalimantan untuk mengakhiri masa cutinya. Telepon genggam saya tak juga luput berdering dari sang mantan. Saya sudah mengambil keputusan. Dan tetap akan seperti itu. Tidak akan berubah.

2 hari sebelum kepergiannya ke kalimantan saya sudah mengambil 1 langkah untuk bercerita tentang apa yang terjadi. Dan pasrah jika saya memang harus kehilangan dia dalam jangka waktu secepat ini. Orang yang selama ini selalu membuat saya tersenyum bahkan disaat saya jatuh sekalipun.

Saya bertemu dengan dia. Dalam beberapa menit ke menit saya terus memandangnya. Disaat dia berjalan, duduk, dan tersenyum. Saya tidak kuat untuk menahan air mata, saya belum mau melihat dia ini untuk yang terakhir kali. Saya takut tidak bisa merasakan sentuhan dia yang sangat menggairahkan di tubuh saya. Saya pun mulai urung menceritakan apa yang terjadi dengan saya.

Telepon genggam dia berbunyi di parkiran motor. Mantan pacar saya mengirimkan pesan padanya. Entah berisikan apa. Dan saya kembali menangis. Saya urungkan niat saya untuk membahas apa yang terjadi. Segera berlalu dari hadapan dia yang mulai bereaksi atas sikap saya. Kita sepakat untuk berpisah dari tempat itu.

Jalan dengan tergesa-gesa dan mulai menangis kembali. Saya berjalan menuju taman dimana saya dan dia pernah bersama. Segera saya mengetik pesan menceritakan tentang apa yang terjadi. Pesan terkirim. Berkesimpulan dia mungkin tidak bisa menerima saya lagi.

Telepon genggam saya berdering kembali. Kali ini dia yang mungkin sudah membaca pesan saya. Dan segera dia menghampiri saya di taman itu.

"Kamu ngeremehin saya banget ya. Kamu ngeremehin kadar sayang saya sama kamu. Saya kira kondisinya bakal lebih buruk dari ini. Dan saya sama sekali nggak niat cuma sampe disini saya bisa sama kamu. Saya terima kamu apa adanya!".

Kalimat itu yang membuat saya bertahan dalam kondisi ini.

Pagi ini saya pergi kerumah seorang teman dimana dia tinggal selama dia ada di Bandung. Terakhir kali melihatnya sebelum dia pergi pulang.

Wajah itu lagi-lagi mengganggu otak saya. Duduk dan dia menggenggam tangan saya.

"Kamu baik-baik ya. Tunggu saya 6 minggu aja, saya bakal kembali dan kamu bakal bisa operasi. Seengganya kamu istirahat dulu. Boleh bebas, asal jaga badan kamu dulu. Seenggaknya biar badan kamu sehat sampai operasi nanti. Nah, kalo kamu udah sembuh baru boleh ngapain aja. Kita jalan-jalan lagi ya."


Suara yang dibarengi dengan nada serak tanda simpati itu benar-benar sangat buat saya terpukul. Beranjak saya memeluk dia dan menyimpan dagu di pundak dia adalah hal termahal melebihi biaya operasi yang dia beri secara cuma-cuma untuk saya.

Hari terberat dalam hidup saya bisa saya lewatin karena dia yang selalu ingetin saya betapa indah dunia ini disaat kita punya satu tujuan hidup yang emang bener-bener pengen dicapai.

Seengganya saya masih pengen ngeliat dia terus, ngeliat orang-orang yang saya sayang disekitar saya. Itu dulu aja harepan saya. Bisa terus survive. Saya pengen tujuan hidup saya bisa tercapai.

Terimakasih udah memberi harapan baru.

sampai berjumpa 6 minggu kemudian. Doakan yang terbaik buat saya.

Lalala...

langit mendung yang menggambarkan lelahnya aku tersenyum
hanya sore ini!
Menengok masa yang dahulu, tak ingin rasanya aku kembali
langit sangat hitam pekat, ku ambil segenggam energinya
Hitam. Sangat tak indah, tak sama sekali menarik
di balik kepekatan itu ada yang tersimpan
biru, luas, keceriaan tergambar

Ku jadikan suatu pegangan
Sesuatu yang harus di jaga
Sesuatu yang mungkin akan sama halnya terjadi
Kulangkahkan kaki hanya 1 langkah kedepan
dan meninggalkan seribu langkah ke belakang
kehidupan adalah tanggung jawab.

Ku hiraukan rasa tak enak ini
Ku ambil rasa yang lebih berguna..

Pelajar tau Petarung?!


Pagi yang sangat saya sesali untuk bangun terlalu pagi!
Meskipun bangun pagi saya ga pernah langsung nonton tv.
Karena emang ga harus dan ga tertarik untuk saya.

Pagi ini saya terbangun lebih pagi dari biasanya. Karena saya harus membantu ibu saya menyiapkan bahan untuk ibu saya pergi camping.
Setelah selesai membantu ibu saya, saya membuat sarapan pagi dan mulai memakannya di meja makan.

Sarapan pagi yang lezat sampai pada akhirnya saya menyalakan Tv dan tombol remote tertekan pada salah satu tayangan berita pagi.
HELL NO! Apa yang saya lihat benar2 membuat selera makan pagi saya hilang!

Disana terlihat satu gerombolan pendiskusi sedang membahas dampak dari perilaku pelajar yang berasal dari embel-embel perguruan tinggi pemerintahan.

Anjis masih jaman ternyata sistem senioritas!

Tayangan yang bikin saya muak ketika para junior yang terlihat tolol hanya bisa diam dilakukan secara tidak manusiawi oleh para seniornya. Hey! saya harus melihat tayangan ini sepertinya hingga selesai.

Saya tertarik melihat beberapa darah yang keluar dari anggota si junior itu. Pukulan, tendangan, dan makian rasanya sudah jadi "kebiasaan" dalam berjalannya sistem pengajaran dalam institusi pemerintahan ini. Sudah menjadi satu kebanggaan bahwa kekerasan adalah bagian untuk membuat para manusia ini terangkat derajatnya!


I want All kind of violence is dead!!!

Saya benci pada semua orang yang hanya bisa mengangkat kepala mereka dan merasa mereka adalah orang kuat yang mempunyai kekuasaan setelah mereka melakukan satu kekerasan moral ataupun fisik.

Hey you think you all are manliest ?! if you think you part of powerless, yes! You are...



ARI DAN ED ADALAH TEMAN BAIK SAYA!

saya mengenal makhluk ini sekitar 1,5 tahun yang lalu. kenalannya pun di salah satu jaringan pertemanan khusus untuk music myspace. haha bener. bener-bener goblok ini orang ... kesan pertama yg bisa saya ungkapin pas pertama saya kenal dia adalah bodor. asli bener, sampai sekarang saya selalu dibikin hepi kalau ada didekat dia.



kalau saya lagi ada masalah, orang yang pertama saya curhatin adalah ari. ampe sekarang masih dia orang yang pertama saya kasih kabar kalau saya lagi sedih ataupun senang. haha..saya masih inget ada cerita lucu pas malam takbiran kemarin. saya ga bisa keluar rumah karena orang rumah pada riweuh. saya suruh aja si ari dateng kerumah saya, karena saya bete banget diem dirumah. setelah ari dateng kerumah, saya bisa sedikit nyolong waktu buat keluar rumah. saya ajak aja si ari pergi ke warnet deket rumah. sebelum ke warnet saya bilang gimana kalau beli intisari dulu buat penghangat badan. ari setuju. ya udah kita ol berdua sambil initisari. asli siah pengen ketawa....hahhahahahahhahahah si ari mabok tiba-tiba dong. saya juga agak mabok juga sih. tapi saya ga pernah aja liat si ari semabok itu.lucu lah..bikin saya ketawa edan.ngakak abesss!! ngabulatuk banget dia.ampe nulis blog segala yang isinya bener-bener gelo! ah pokoknya banyak cerita tentang saya sama ari.
Ari adalah teman baik saya!




wew..orang ini. saya baru kenal 5 bulan yang lalu sih. hmmm...awalnya juga ga ngeuh aja gitu bisa sampai deket. karena awalnya emang ga kenal banget dan ga ada niat pengen kenal :p awal2 deket sama ed rada-rada susah, gara-gara bahasa tea geuning. tapi kesini-kesini rada oke juga euy bisa deket sampai pada akhirnya saya kategorikan dia orang kedua yang benar-benar tau tentang saya.



saya ga pernah liat doi mabok...ya mungkin kalau udah agak-agak pusing sih ketauanlah. edan!! dia mah dikasih wiski 4 botol juga ga akan pernah mabok.hahhaha tapi coba perhatikan foto ini euy. saya le'eh gitu mukanya. ed juga rada-rada dungdeng meureunnya,hahah asli pas di gig ini saya benar-benar bersenang-senag sama dia. asli MABOK ini mah! banyak cerita tolol antara saya sama ed. dari kita tersesat mau jalan-jalan ke cipanas puncak, sampe pernah mabok pas tahun baru ampe jam 7 pagi diliatin orang-orang gara bengeut lale'eh, dadas aja pokonya.hahah
Ed adalah teman baik saya!

Selamat mas!!

hidup itu penuh dengan hal yang berat..
wow.. sangat berat memang. hidup itu harus siap dengan suatu keputusan. siap meninggalkan sesuatu atau siap memulai sesuatu dari awal.
so... take your decision!!

berawal dari ketidakbisaan orang itu menerima satu keputusan, saat saya memutuskan meninggalkan sesuatu yang tidak baik untuk saya
dan mengambil sesuatu yang baik ternyata tidak selalu bisa dilakukan begitu saja.

hmm... oke, saya akan bercerita tentang sesuatu yang mungkin bisa dibilang konyol atau mungkin bisa dibilang memang sesuatu yang 'harus' dilakukan
jika kamu memang laki-laki konyol seperti dia.

saya mempunyai satu hubungan yang menurut saya itu ga baik. ga baik karena hubungan itu membuat saya ga nyaman, hubungan itu bikin saya hanya merasa terpaksa.
saya sudah mencoba mengakhiri ini dari 3 bulan yang lalu. tapi selalu gagal. kenapa gagal?
ga tau kenapa saya ngerasa dia selalu bisa bikin saya merasa baik untuk sementara dan walaupun akhirnya tetap bikin saya enek..heu

singkat cerita saya akhirnya bisa cabut dari dia setelah perjuangan 3 bulan yang menyedihkan itu.

tapi mungkin dia ga bisa nerima dan ga akan mau liat saya bahagia walau sebentar, ketika saya mau memulai hidup yang sudah saya idamkan selama ini,
hidup yang saya rencanakan bahkan untuk keluarga saya sendiri tiba-tiba hilang dalam sekejap.

dia yang selalu menganggap dirinya itu sempurna telah sukses ngehancurin semuanya!
ah..saya benar-benar benci sama orang yang sangat 'SEMPURNA' itu!

ga ada jalan lain apa mas selain masuk kekehidupan keluarga orang?!
ga ada jalan lain apa mas selain ngurusin urusan orang?!
ga ada ide yang lebih bagus apa mas selain terus ganggu hidup saya sampai bisa ngancurin silatuhrahmi saya sama keluarga saya?!
ga bisa apa sedikit aja mengerti kalau ini masalah kita berdua?!
apa situ benar-benar dungu ga bisa dengar omongan saya?!

please dong mas kalau ada masalah selesain berdua saja. tidak usah bawa-bawa keluarga!

selamat mas!
selamat!
anda berhasil membuat saya terpisah dari keluarga saya!